Resepsi atas kosa kata visual Franz Marc (salah satu tokoh kunci dalam gerakan ekspresionis Jerman) yang mendasari kehadiran karya ini, dalam praksisnya tidak hanya mengantar pada kerja konfigurasi artistik belaka, melainkan justru menjadi pergulatan untuk menemukan intensi, konteks dan narasi lain dalam pertumbuhannya. ‘Tanah Tujuan’ bukanlah metafor yang mengarah hanya pada soal ambisi kenyamanan hidup, tetapi beririsan pula dengan intensi spiritual meskipun tidak sepenuhnya berakar pada perkara dogmatis terkait ‘surga yang hilang’ atau ‘dosa awal’.